Saturday, September 4, 2010

Dua Juni DuaRibuSepuluh

kita berlatih berminggu-minggu untuk mengisi acara
ditemani bentakan dan tawa yang mungkin sudah biasa
hanya dasar-dasarnya yang kau bisa mainkan
namun kau usahakan semua dengan segala cara

waktunya tiba di saat pentas, kami berbahagia satu kelas
kita semua bersorak, dengan kompak dan serentak

satu jam sebelum tampil kita berlatih seadanya
dan kau hanya bergerak seperlunya, tidak seperti biasanya
kulihat pukul dua belas kurang lima belas
seperempat jam sebelum kami pentas

tak kusadari sosok gitaris dan ketua kelas menghilang
sela lima menit dan hanya ketua kelas yang datang
membawa... berita duka yang sangat mencengangkan
'dia pulang, ayahnya meninggal dunia pada pukul sepuluh'

mentalku terperosok pada detik yang sama
bahkan satu kelas tidak bersemangat lagi
air mataku mengalir yang paling pertama
selain itu tidak ada lagi yang bisa kubagi

setengah jam perjalanan menuju rumahmu, kawan
waktu yang sebentar dengan kesedihanmu, bila dibandingkan
di masjid sana kulihat sosok yang kurindukan
sosok yang sayu bersandar menerawang ke depan

empat baris di belakangmu ketika aku sholat
karena di sampingmu aku tak mendapat tempat
kulihat punggung seorang yang lebih dewasa
punggung seorang yang hampir kehilangan asa

mengantarkan ayahnya kembali ke bumi, aku pilu
kami berdoa seiring berhembusnya angin lalu

betapa kuatnya dia menahan air mata, aku heran
karena ada teman-temannya? atau karena telah habis?
baju kokonya seolah-olah satu-satunya teman
ketika dia mendekatiku, yang dia katakan adalah 'sudahlah, jangan menangis'

.........sebuah puisi untuk Ichsan, semoga arwah ayahnya diterima di sisi Allah SWT dan seluruh keluarganya diberi ketabahan, Amin Ya Rabbal Alamin..........

2 Juni 2010, yak itulah tanggalnya. sebenarnya tabu untuk diingat, tapi namanya temen braay. puisi yang (mungkin) bisa menggelitik hati lo semua, kayaknya bukan gw nih yang bikin puisi ini, kebagusan! haha gadeeng gw kok yang bikin. comment dan like-nya banyak loh di fb!

No comments:

Post a Comment